Inggatan yang Ingin Dilupakan
November 21, 2022Maaf..
Membangun prolog
Disuatu hari, terlahir dua anak laki-laki dari pengorbanan seorang Ibu, dan perjuangan seorang Ayah. Keduany terlahir membawa harapan dan cita-cita dari ibu dan ayahnya.
Seorang anak laki-laki dari kedua ank tersebut tumbuh dengan sangatlah "baik".
Kini, dia belajar membaca, dan menulis.
Ingatan Awal
Mulalah terekam ingatan sang anak laki-laki , mengawalinya dengan bangun pagi dan menggosok matanya, melangkah setengah sadar menuju sebuah tempat yang tak diingatnya, namun tak asing baginya. Bertemu sang ibu dikala masih mudany, dan sesuatu keputusan yang terbaik ia lakukan "memeluk sang ibu."
Candu sang anak akan momen itu. Teringat jelas bagaimana peristiwa itu terjadi, dan berharap ingatan ini terulang dengan pemeran yang ia besok banggakan.
"Lupakan itu, itu tidaklah penting"
Ingatan Dini
Sang anak tumbuh penuh semangat, dan senang bermain. Mencoba banyak hal dan menjadi beda adalah keegoisannya saat itu.
"buat apa ya? Kalau gini bisa sama kayak punya dia" atau "menarik nih. hmm.. bisa diapain ya?" adalah kata-kata indah yang terpikir anak egois ini.
Namun, pernah terpikir olehnya kata "kenapa?" saat sesuatu tak menghendakin hal yang berbeda.
"jangan kau ingat lagi itu, nanti dia akan hilang"
Ingatan Dasar
Masa bermain telah usai untuk anak ini saatnya gunakan otak kecilmu untuk berfikir. Baca ini!, hitung itu!, pahami ini!, kerjakan ltu!... (dengan bahasa yang lembut orang dewasa mengatakannya)
Tak jarang perintah-perintah tersebut, tak terdengar lembut kalau kalau anak laki-laki ini tidak bisa melakukannya.
Biarkan hasrat Tuan dan Nyonya yang berkerja, tunjukan taatmu pada mereka.
ungkapan sang anak saat ini "haha.. Terdengat seperti lawakan."
"Ayolah, masa kecilmu tak begitu parah. Lupakan saja"
Ingatan Menengah
Beberapa kata yang teringat untuk diri muda sang anak laki-laki ini, yakni malu yang teramat malu, diamlah karna takut, terimalah karna kamu adalah laki-laki.
Banyak cerita dan penyesalan pada ingatan ini yang membuat sang anak kehilangan dirinya yang dulu. Satu ingatan yang membekas sampai saat ini, sang anak laki-laki itu akhirnya memakai kacamata pertamanya.
"biasa ajalah, umur-umur segitu sudah harus kuat. Bawa santai aja"
Ingatan Menengah Atas
Yang tak salah dari ingatan ini hanya ungkapan"aku anak agama"selebihnya dari ingatan inu bisa saja benar.
"masa-masa remaja adalah masa yang gak boleh dilupain. Seharusnya, bebasin aja dulu, dasar gak gaul"
Ingatan Perguruan Tinggi
Mungkin ini ingatan yang tak bisa dilupakan, karna sang anak laki-laki mulai bertanya "siapa kamu?". Banyak usaha untuk membalik semua keadaan, membuka semua pintu, dan memaksa diri untuk lupakan terbuat dari apa diri ini. Sang anak berusaha dewasa
"bisa gak kamu jangan begitu?"
Ingatan yang Tersisa
Sang anak kini tumbuh jadi cenayang pesakitan. Terasa tak ada yang ia bisa ubah. Setebal apapun perban ini digulung, tak bisa menghentikan darah mengalir dari tangannya.
"bisa kamu gulungkan lagi perban ini untuk ku?"
"tak mau dengar syair dari kau zainudin"
"memaksa?"
Ingatan yang Ingin Dilupakan
Hujan terjadi sirih berganti, kadang hujan datangny dari timur, terkadang datang dari barat. Tak dapat diprediksi sang anak laki-laki ini.
Saat ini sang anak laki-laki terguyur hujan, menahan jantungnya yang berdebar, menjaga dirinya untuk tetap sadar tak terhuyung raganya. Dia tak ingin bertanya
"sang ratu kapan kau mau mengambil payung ini?"
0 comments