Empat hari ini

August 24, 2019

"Apa yang kamu harapkan dari setangkai bunga?"
"Tak lebih hanya sekedar memandangnya mekar dan bahagia”
"Hanya itu? Beberapa hari ini kamu mengharapkan bunga itu untuk mengharapkan kamu"
"Mungkin,aku tak pasti”
”Kenapa denganmu?”
" Beberapa hari lalu yang sangat lama aku merasa diamku begitu menyenangkan dan sekarang.. Entah, aku merasa..”
” merasakan apa?”
”entah, kenapa saat heningku tak lagi berkesan untuk saat ini”
"Kenapa denganmu?"
”Aku tak tau, mungkin ku ingin mengakhiri ini"


....
 Dia bunga. dia yang kuharapkan lebih dari sekedar melihatnya. Cukup beberapa hari lalu aku melihatnya melalui beberapa gambarnya, sampai -sampai tubuh ini pun berkata padaku ”takkah dirimu muak melihatnya terus?", "tidak sama sekali" ku menjawab dengan tenang dan percaya diri.
Namun, beberapa hari ini mungkin aku telah melampaui batasku, tak seperti orang biasanya. Melihatnya dari kejauhan saat itu terasa baik untukku. Melihatnya bahagia, aku pun  juga merasakan linear perasaannya mungkin. Namun, entah egoku yang memandangnya saat ini sangat buruk. Dia bahagiapun aku enggan untuk terlihat baik.
Mungkin tak terlihat olehnya tabir yang menutupiku dengan harapan- harapan manisku yang telah dibanting dengan keras oleh egoku. Sungguh, aku tak paham dengan ini?
Jika harus aku meminta kepada-Nya ”Ya Tuhan, jika tak boleh, maka janganlah Kau kabulkan ini, aku tak nyaman berlama-lama dengan perasangka ini."
........

Siapa aku ini?
Manusia yang lemah? Ya, sangatlah lemah dengan hal-hal yang membuatku terganggu. Meskipun, hal tersebut sederhana? Ya, meskipun itu hanya sekedar tingkah awamnya yang aku tak suka, akan dapat menggangguku.
......
Siapa aku yang mengharapkan sari dari setangkai bunga?
Meskipun itu hanya sekedar bekata,
"Bagaimana kabarmu?"
"Bagaimana dengan ayahmu? Dia bersamamu saat liburan kemarin?"
"Terus, bagaimana dengan tempat kerjanya?apakah simpang siur di media masa terjadi disana?"
"Ngomong-ngomong, ini  ada sesuatu untukmu, ini buatan ibuku,enak kyaknya."
”sama-sama.”
”Yasudah, sampai jumpa lagi."
Kalau hanya sekedar itu yang dianggap sari yang mahal, maka tak akan ku harapkan lagi harapan itu.
Terimakasih.

You Might Also Like

0 comments