Poured Rain, Cover

October 14, 2018


Hai, di mana kamu?, haruskah aku bertanya, Siapa kamu? hari ini.

Soalnya, mungkin sudah seabad ya?aku mungkin saja telah lupa.
Aku mengenal seorang kamu sebagai pribadi pujangga muda. Dengan bersenjata senyum dan tangan yang lembut - mungkin, aku tak tahu, kamu menggores setiap pait menjadi manis bahkan aku rasa terlalu manis untukku rasakan.

Dulu ya, kurasa tak akan mudah menjadi seorang dirimu.
Sekarang, mungkin saja kamu sendiri juga akan berkata seperti itu hari ini - semoga saja tak terlintas dalam benakmu.

Dulu ya, kurasa sulit membuat para pembaca tertarik dengan apa yang ku tulis.
Sekarang, kurasa betapa mudah membuat seisi dunia kagum akan apa yang tangan ini telah torehkan.
Namun, saat itu pula aku sadar tak mudah membuat mereka memetic buah yang ada diranting puhon karyaku.
Apalah guna majas yang bertumpuk, frasa indah laksana kitab suci yang tangan ini tuliskan tiada akhir, jika lidah masih saja pahit dalam menelan liur ludah kerinagt tangan ini.

Hari lalu aku kagum dengan tulisan suara hatimu, tapi sekarang biarlah ku dengar itu dari lisan lidahmu yang merah itu.

Tak masalah jika kamu tak bisa menolak apa yang disebut habbitmu. Yang jadi masalah, jika tak ada usahamu untuk menjaganya tidak bebas melisan dari lidahmu.

Dulu ya, aku nggak paham tu dengan sekumpulan kata yang begitu super dasyat maknanya.
Sekarang, lisan ini sering candu untuk menggunakan kata- kata sombong sang tuan tersebut.
Mungkin, entah kapan aku akan menginginkan sesuatu.

Aku :"Sesuatu?"
 Aku :"Iya, sesuatu." terdiam sejenak sambil tersenyum "mungkin ; )"

You Might Also Like

0 comments